Pagi itu saya berniat mendaftarkan
dua anak saya ke sebuah dojo ( tempat latihan beladiri) di Kalimantan Tengah. Terlihat puluhan anak-anak
sedang berlatih dengan penuh semangat di bawah cahaya mentari pagi. Tak disangka
saya bertemu dengan Ibu bernama Bu Yun seorang kenalan lama yang sudah memegang
sabuk coklat kyu3. Dia menghampiri saya dengan peluh bercucuran namun semangat
dan gairahnya sangat mengagumkan.
Saya mengenalnya karena sering
menjumpainya di pelataran parkir sebuah swalayan, dia seraya menggendong
bayinya yang berumur 7 bulan membantu suaminya mengatur lahan parkir yang
sempit itu. Disusul pertemuan berikutnya secara tak sengaja , saya mendapati
nya di UGD rumah sakit dalam kondisi memilukan setelah Bu Yun , suami dan 2
anaknya mengalami kecelakaan. Seorang
sahabat menghubungi saya untuk menjenguk anaknya yang patah tulang setelah
menabrak satu keluarga. Dan ternyata korbannya adalah keluarga penjaga parkir
swalayan ini. Saat menemui anak sulungnnya yang berumur 7 tahun di selasar UGD
merintih kesakitan sambil menanyakan keberadaan bapak Ibu dan adiknya saya tak
mampu menahan air mata. Bagaimanapun saya sebenarnya tahu bahwa bayi mungil
yang terlempar dari atas sepeda motor itu telah tak bernyawa, namun saya masih
coba menahan diri sampai keadaan memungkinkan. Berkali-kali Bu Yun menanyakan
kondisi kedua anaknya dan saya katakan berdoalah dan bersabar serahkan pada
Allah dan petugas rumah sakit, mereka pasti mengusahakan hal yang terbaik. Bu
Yun sangat bersedih mengingat bayi itu senantiasa menemaninya mengais sedikit
risky dari lahan parkir dan belum sempat dia membahagiakannya bayinya mengalami
kejadian yang sangat menyedihkan. Dari wajahnya saya yakin bahwa nalurinya
mengatakan bayinya yang terlepas dan terlontar dari gendongannya tak bisa
diselamatkan.
Setelah
hari itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan keluarga malang ini. Dan bertemu
lagi dua tahun kemudian di dojo itu. Semangatnya untuk bangkit membawanya untuk
mengikuti olahraga beladiri ini dan keinginan yang besar untuk keluar dari
kemelut kemiskinan mendorongnya untuk bisa menjadi tenaga sales asuransi yang
hebat. Menurut Bu Yun dia tak mau terus berduka dan didera kemiskinan jangan
sampai anak-anaknya menjadi tukang parkir seperti bapaknya. Hari itu saya
mendapat pelajaran berharga dari seorang istri tukang parkir, tentang bagaimana
bangkit dan keluar dari duka dan kemiskinan.
No comments:
Post a Comment